Senin, 23 November 2009

Analisis Makalah

Sebagai karya ilmiah, makalah mempuyai sistematika tersendiri dalam pembuatannya. Sistematika makalah yang baik adalah mempunyai pendahuluan, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, isi dan simpulan. Dan dari rincian unsur-unsur makalah tersbut, disusun secara baik pula.
Dari hasil analisa makalah dengan judul “Gerakan Pembaharuan Wahabbi Muhammad bin abdul Wahhab (1115 – 1206 H )” yang saya lakukan, berikut hasilnya mulai dai penuturan tampilan, sisi isi sampai tulisan:

-Di dalam makalah ini tidak ada penomoran bab. Seperti: BAB I, BAB II, BAB III.dst.
-Pendahuluan semestinya menjadi suatu bab bukan sub bab dari judul makalah
-Karena pendahuluan adalah bab, maka pendahuluan seharusnya ditulis dengan huruf kapital semuanya
-Di dalam pendahuluan makalah ini tidak ada rumusan masalah dan tujuan penulisan. Yang ada hanya latar belakang masalah saja
-Penomoran halaman pada bagian pendahuluan semestinya menggunakan angka romawi dan diketik pada bagian tengah bawah
-Pada makalah ini sebagian dari pendahuluan diketik satu halaman dengan isi. Semestinya tidak
-Sub-sub bab pada suatu makal semestinya di ketik dengan menggunkan huruf kapital semua. Sedangkan pada makalah ini tidak
-Antara sub bab dengan kalimat di bawahnya dan rincian dari sub bab dan seterusnya dalam makalah ini tidak berjarak 1,5 spasi seperti yang semestinya
-Bagian penutup seharusnya menjadi halaman pertama pada bab yang terakhir dan tidak berada satu halaman dengan sebagian isi.
-Untuk bagian penutup bisa lebih di perjelas dengan sub bab berupa simpulan lalu di tambah dengan saran
-Secara keseluruhan, makalah ini tidak mempunyai bagian utama yang seharusnya dimilikii suatu karangan ilmiah yaitu bagian awal, bagian teks, dan bagian akhir yang baik dan sesuai dengan ketentuan. Seperti tidak adanya daftar pustaka. Walaupun sudah ada catatan kaki. Tidak ada cover, halaman judul, halaman kata pengantar, dan halaman daftar isi.

Sebuah paragraf yang baik dalam suatu tulisan ilmiah hendaknya tidak hanya terdiri dari satu atau dua kalimat saja. Paragraf yang terdiri dari satu kalimat (orphan pharagraf) hanya memungkinkan penulis untuk menyampaikan ide dalam bentuk kalimat topik. Sedangkan paragraf yang terdiri dari dua kalimat (widow pharagraf) biasanya tidak bisa menjelaskan secara tuntas kalimat topik kedalam uraian-uraian runtut dalam kalimat penjelas.

-Pada bagian awal isi pembahasan dan beberapa pada bagian tengahnya, banyak sekali paragraf-paragraf yang hanya terdiri dari satu atau dua kalimat saja. (Lihat uraian dari bagian B. Biografi Muhammad bin Abdul Wahhab)
-Paragraf-paragraf tersebut tidak memenuhi unsur-unsur dalam satu paragraf, seperti: kalimat-kalimat penujang. Karena hanya ada satu kalimta saja.
-Kalimat penyimpulnya juga tidak ada
-Keutuhan dan keruntutannya juga tidak ada, karena tidak ada penjelasan secara tuntas terhadap kalimat topik
-Keruntutan dari paragraf satu ke paragraf yang lainnya juga aga sedikit kacau. Seperti keruntutan berdasarkan atas tingi rendahnya derajat nilai butir-butir pikiran.
-Pengetikan kata-kata yang banyak huruf-huruf yang ketinggalan menandakan kurangnya ketelitian pada saat mengetik.
-Struktur kalimat yang di gunakan seharusnya lebih diperhatikan juga. Karena pada saat saya membacanya ada sesuatu yang tidak enak.
-Ada kalimat topik yang yang terlalu rinci sehingga menyebabkan tidak adanya lagi informasi. Con: “berkat bimbingan kedua ibu bapaknya, ditambah dengan kecerdasan otak dan kerajinannya, muhammad bin Abdull wahhab telah berjaya menghafal al-Quran 30 juz sebelum berusia 10 tahun.”
-Kata-kata yang digunakan masih perlu penerjemahan ke dalam bahasa Indonesia yang baik.

Gerakan pemurnian yang dilakukan oleh Muhammad bin Abdul Wahhab muncul karena adanya kemerosotan dari sektor agama, seperti bid’ah, khurafat dan tahayul. Masyrakat Arab pada waktu itu lebih banyak mneziarahi makam-makam wali. Mereka meminta syafaat, hajat keperluannya, berkat, serta meminta di ampuni dosa-dosanya. Dan ini sudah menjadi ibadah mereka yang paling utama. Masyarakat waktu itu lebih banyak mendatangi maka-makam dari pada datang ke mesjid untuk shalat dan bemunajat kepada Allah SWT.
Tapi reformasi yang dilakukan oleh Wahabi menurut saya terlalu ekstrim. Pemikiran-pemikiran muhammad bin Abdul Wahhab memperlihatkah ketidakadaanya toleransi. Kekerasan dan peperangan menjadi jalan yang mereka ambil ketika cara lembut tidak bisa di tempuh. Tapi mereka melakukannya tanpa ampun.
Tapi kita harus akui bahwa berkat jasa kaum Wahabiah pembabatan tehadap bid’ah, kurafat, tahayul yang merajarela di dunia Islam pada waktu itu berhasil sangat mengesankan.

Karena keterbatasan pengetahuan, pemahaman dan ketelitian saya, Demikianlah hasil analisis yang bisa saya laporkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

me and shahib

me and shahib

Mengenai Saya

Foto saya
Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia
ذللت طالباوعززت مطلوبا